MAKALAH
MIKROPROSESOR
ROBOT
MOBIL PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52
Disusun
oleh :
NAMA : DADAN SUHENDAR
NIM : 11.11.2485
KELAS : TI
11 C
STMIK
AMIKOM PURWOKERTO
Jl.
Let. Jend. Pol Soemarto, Purwokerto, Indonesia 53121 Tpl. (0281) 633 388
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Perkembangan zaman yang
semakin lama semakin maju membuat banyak teknologi-teknologi baru bermunculan
untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan umum. Banyak perusahaan,
instansi, perkumpulan yang berpikir untuk menciptakan teknologi tersebut,
sehingga teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan kita
sehari-sehari.
Salah satu jenis robot
dengan kemampuan istimewa yang belakangan ini banyak menarik minat para ahli
untuk dikembangkan adalah robot mobil. Kemampuan dari robot mobil ini sangat
beragam sesuai dengan tingkat dan jenis keperluan. Misalnya : kemampuan
bergerak dari robot mobil banyak dipakai oleh pabrik dengan lokasi area
produksi yang luas untuk kebutuhan transport, kemampuan pengenalan lintasan,
banyak dipakai oleh instansi pemadam kebakaran untuk mendeteksi daerah yang
telah atau belum terbakar pada suatu bangunan yang terbakar, kemampuan tambahan
khusus, seperti mendeteksi keaktifan gunung berapi, menyusup dalam jalur-jalur
yang sempit yang tidak dapat dilewati manusia dan masih banyak lagi kemampuan
tambahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu Robot mobil dapat
diaplikasikan sebagai alat bantu pemadam kebakaran, terutama untuk menjangkau
daerah yang sempit dan berbahaya bagi manusia. Sebuah robot mobil pemadam api
ini mempunyai kemampuan bergerak mandiri tanpa dikendalikan oleh manusia untuk
mencari titik api dengan menerapkan teknik wall following sebagai alat
navigasinya.
2.
Tujuan
Tujuan yang ingin di capai adalah untuk merancang
dan membuat sistem robot mobil cerdas yang dapat mencari sumber api dan
memadamkannya. Keunggulan yang lain dari robot mobil ini adalah dapat bergerak
mandiri tanpa harus dikendalikan oleh manusia secara langsung dan dapat
menjejak dinding sebagai mendia pemnadu robot menuju titik api.
3.
Batasan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini adalah :
1. Perancangan
perangkat keras untuk mendeteksi sumber api menggunakan LDR dan sistem sensor
pada sistem navigasi dengan teknik wall following pada robot mobil pemadam api
menggunakan sensor ultrasonik.
2. Tidak
membahas secara detail sistem mekanik dari robot pemadam api.
3. Ruangan
yang digunakan untuk pengujian menggunakan ruang dengan luas tidak lebih dari 5
x 5 meter, dengan kondisi pencahayaan yang homogen.
4. Metode
kendali yang digunakan adalah dengan teknik tabel tengok.
5. Mapping
area pada saat pengujian sudah diketahui dan ditentukan.
4.
Dasar Teori
1.
Kinematika Mobil Robot Penggerak Diferensial
Salah satu jenis penggerak robot mobile yang umum
digunakan terutama untuk dioperasikan dalam ruangan adalah robot mobil adalah
dengan sistem penggerak diferensial (differential drive). Alasan utamanya
karena relatif lebih fleksibel dalam melakukan manuver serta kemudahan dalam
pengontrolannya. Robot jenis ini pada dasarnya memiliki dua roda utama yang
masing-masing digerakkan oleh penggerak tersendiri dan sebagai penyeimbang
umumnya robot ini dilengkapi juga dengan satu atau dua.buah roda castor yang
ditempatkan dibagian belakang robot tersebut.
2.Mikrokontroler
AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 adalah sebuah chip
mikrokomputer 8 bit yang mempunyai 8 Kbyte memori program jenis flash atau
disebut Flash Programable & Erasable Read Only Memory (PEROM). Piranti Mikrokontroler
ini dibuat dengan menggunakan teknologi memory non-volatile dari Atmel dengan
instruksi-instruksi program yang kompatibel dengan mikrokontroler standar
MCS’51.
Chip mikrokontroler ini terdiri dari kombinasi CPU 8
bit dengan flash memory, menjadikan AT89S52 sebagai mikrokomputer yang sangat
populer, berdaya guna yang dapat memberikan solusi paling efektif, murah dan
sangat fleksibel untuk aplikasi-aplikasi pengontrolan. AT89S52 mempunyai
beberapa kelebihan antara lain: memiliki flash memory 8 Kbyte, RAM 256 byte, 32
Input-Output, tiga timer 16 bit, 2 masukan interupsi , port serial dua arah,
rangkaian clock dan oscilator internal.
3.
ADC
0832
ADC 0832 adalah salah satu jenis ADC yang menganut
sistem serial dalam pengiriman datanya. Untuk mengakomodasi sistem ini, didalam
chip ADC 0832 terdapat rangkaian shift register yang dirangkai pada mode PISO
(Paralel In Serial Out).
4.
Sensor
Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja
berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu objek tertentu frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang
suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Besar amplitudo sinyal elektrik yang
dihasilkan unit sensor penerima tergantung dari jauh dekatnya objek yang
dideteksi. Proses sensing yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode
pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak
antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang
digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya dari rangkaian pengirim
sinyal (Tx) sampai diterima oleh rangkaian penerima sinyal (Rx) dengan
kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang
digunakannnya, yaitu udara. Kecepatan rambat sinyal ultrasonik di udara adalah
342 m/s, sama dengan cepat rambat bunyi di udara.
5.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah robot beroda yang
berkemampuan mengeksplorasi suatu tempat. Robot didesain memiliki 4 buah roda
dan 2 buah motor DC. Sistem kerja dalam usaha menemukan targetnya yaitu api
lilin, robot ini bisa menghindari halangan dengan berbelok ke kanan, berbelok
ke kiri dan juga bisa mundur. Sistem kerja robot ini akan diprogram dengan
mikrokontroler AT89S52. Blok diagram sistem kerja robot beroda pemadam api
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Blok diagram sistem kerja Robot beroda
6.
Diagram
Alir
Program utama dari robot pemadam api yaitu saat
saklar dihidupkan maka yang pertama dibaca oleh program yaitu sensor suara,
program akan terus membaca dan menunggu sampai sensor suara endapatkan respon
suara dari sumber bunyi atau buzer yang di bunyikan. Setelah sensor suara aktif
maka program akan menuju pada subrutin program pembacaan sensor ultrasonic.
Pada program pembacaan sensor ultrasonic, pembacaan dilakukan secara bergantian
dari penulisan yang paling atas.
Program untuk pengaturan gerak robot menyusuri ruang
berlandaskan pada informasi jarak dari sensor ultrasonik. Setelah nilai jarak
didapatkan dari lima buah sensor ultrasonic maka lima buah nilai jarak akan
dibandingkan untuk menentukan kemanakah robot akan berjalan. Pembacaan sensor
yang untuk menentukan langkah robot yaitu dengan membaca sensor ultrasonik yang
paling depan baru membandingkan jarak samping kiri dan samping kanan. Diagram
alir pengaturan gerak penyusuran robot pada penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar 2
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pembahasan
Robot pemadam api merupakan sebuah robot yang dapat
mencari keberadaan suatu titik api yang berada dalam suatu kamar dalam suatu
ruangan. Robot ini digunakan sebagai robot pemadam kebakaran dengan mencari
titik api yang nantinya pada akhir proses robot akan kembali ke posisi semula
robot.
Pada proses pembuatan robot dibagi menjadi dua,
yaitu pada bagian mekanik dan perangkat lunak (software). Bagian mekanik
terdiri atas dua, yaitu rangkaian transmiter dan receiver dari sensor
ultrasonic, sensor infra merah, fototransisitor, rangkaian operational
amplifier (op-amp), rangkaian pembanding (comparator), dan rangkaian ADC
(Analog to Digital Converter). Sedangkan bagian Perangkat lunak (software) yang
kami rancang terdiri atas bagian sistem minimum yang nantinya akan dihubungkan
atau digabungkan dengan mekanik dari robot serta perancangan program yang akan
menjalankan robot tersebut.
Robot pencarin titik api yang dibuat mirip sebuah
mobil mainan yang memiliki tiga buah roda. Dua roda terletak di samping badan
robot yang di gerakkan oleh dua buah motor stepper, pada roda ketiga berfungsi
sebagai penyangga yang dapat berputar kesegala arah. Robot akan bergerak sesuai
dengan program yang sudah dibuat dalam microcontroller untuk menjalankan segala
aktivitas robot. Dalampembuatan robot ini digunakan DT51 yang menggunakan
microcontroller 8051 – AT89C51 buatan atmel yang merupakan keluarga dari
microcontroller 8051 dari intel. AT89C51 adalah microcontroller CMOS 8 bit
dengan 4 Kbytes Flash Programable and Erasable Read Only Memory (FPEROM).
Sedangkan perancangan program dibuat dengan menggunakan bahasa C.
1. Tahap-tahap
pembuatan robot
Secara garis besar, tahapan pembuatan robot dapat
dilihat pada gambar berikut:
Ada tiga tahapan pembuatan robot, yaitu:
1. Perencanaan,
meliputi: pemilihan hardware dan design.
2. Pembuatan,
meliputi pembuatan mekanik, elektonik, dan program.
3. Uji
coba
1. Tahap
perencanan
Dalam tahap ini, kita merencanakan apa yang akan
kita buat, sederhananya, kita mau membuat robot yang seperti apa? berguna untuk
apa? Hal yang perlu ditentukan dalam tahap ini adalah:
1. Dimensi,
yaitu panjang, lebar, tinggi, dan perkiraan berat dari robot. Robot KRI (Komtes
RobotIndonesia) berukuran tinggi sektar 1 m atau sesuai ukuran yang telah di
tentukan dari peraturan yang ada, sedangkan tinggi robot KRCI (Kontes Robot
Cerdas Indonesia) sekitar 25 cm.
2. Struktur
material, apakah dari alumunium, besi, kayu, plastik, dan sebagainya.
3. Cara
kerja robot, berisi bagian-bagian robot dan fungsi dari bagian-bagian itu.
Misalnya lengan, konveyor, lift, power supply, Roda Bebas.
4. Sensor-sensor
apa yang akan dipakai robot untuk mendeteksi keberadaan benda seperti api, balok,kayu,
dan lain sebagainya.
5. Mekanisme,
bagaimana sistem mekanik agar robot dapat menyelesaikan tugas.
6. Metode
pengontrolan, yaitu bagaimana robot dapat dikontrol dan digerakkan,
mikroprosesor yang digunakan, dan blok diagram sistem.
7. Strategi
untuk memenangkan pertandingan, jika memang robot itu akan diikutkan
lomba/kontes robot Indonesia/Internasional.
2. Tahap
pembuatan
Ada tiga perkerjaan yang harus dilakukan dalam tahap
ini, yaitu pembuatan mekanik, elektronik, dan programming. Masing-masing
membutuhkan orang dengan spesialisasi yang berbeda-beda, yaitu:
Spesialis Mekanik, bidang ilmu yang cocok adalah
teknik mesin dan teknik industri.
Spesialis Elektronika, bidang ilmu yang cocok adalah
teknik elektro.
Spesialis Programming, bidang ilmu yang cocok adalah
teknik informatika.
Jadi dalam sebuah tim robot, harus ada
personil-personil yang memiliki kemampuan tertentu yang saling mengisi. Hal ini
diperlukan dalam membentuk Tim Kontes Robot Indonesia (KRI) atau Kontes Robot
Cerdas Indonesia (KRCI). Bidang ilmu yang saya sebutkan tadi, tidak harus diisi
mahasiswa/alumni jurusan atau program studi tersebut, misalnya boleh saja
mahasiswa jurusan teknik mesin belajar pemrograman.
Untuk mengikuti lomba KRI/KRCI dibutuhkan sebuah tim
yang solid. Tetapi buat Anda yang tertarik membuat robot karena hobby atau
ingin belajar, semua bisa dilakukan sendiri, karena Anda tidak terikat dengan
waktu atau deadline. Jadi Anda bisa melakukannya dengan lebih santai.tapi perlu
di ingat membuat robot membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan itu juga
tergantung dari fungsi robot itu sendiri.
1. Pembuatan
mekanik
Setelah gambaran garis besar bentuk robot dirancang,
maka rangka dapat mulai dibuat. Umumnya rangka robot KRI terbuat dari alumunium
kotak atau alumunium siku. Satu ruas rangka terhubung satu sama lain dengan
keling alumunium. Keling adalah semacam paku alumunium yang berguna untuk
menempelkan lembaran logam dengan erat biasa kita sebut dengan paku Rifett.
Rangka robot KRCI lebih variatif, bisa terbuat dari plastik atau akrelik..
2. Pembuatan
sistem elektronika
Bagian sistem elektronika dirancang sesuai dengan
fungsi yang diinginkan. Misalnya untuk menggerakkan motor DC diper0lukan
h-brigde, sedangkan untuk menggerakkan relay diperlukan saklar transistor.
Sensor-sensor yang akan digunakan dipelajari dan dipahami cara kerjanya,
misalnya:
1. Sensor
jarak, bisa menggunakan SRF04, GP2D12, atau merakit sendiri modul sensor
ultrasonik atau inframerah.
2. Sensor
arah, bisa menggunakan sensor kompas CMPS03 atau Dinsmore.
3. Sensor
suhu, bisa menggunakan LM35 atau sensor yang lain.
4. Sensor
nyala api/panas, bisa menggunakan UVTron atau Thermopile.
5. Sensor
line follower / line detector, bisa menggunakan led & photo transistor.
Berikut ini gambar sensor ultrasonik, inframerah,
UVTron, dan kompas:
Sensor ultrasonik Inframerah UVTron Kompas
.
Pembuatan sistem elektronika ini meliputi tiga
tahap:
1. Design
PCB, misalnya dengan program Altium DXP.
2. Pencetakan
PCB, bisa dengan Proboard.
3. Perakitan
dan pengujian rangkaian elektronika.
2.
Pembuatan Software/Program
Pembuatan software dilakukan setelah alat siap untuk
diuji. Software ini ditanamkan (didownload) pada mikrokontroler sehingga robot
dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan..
Tahap pembuatan program ini meliputi:
1. Perancangan
Algoritma atau alur program
Untuk fungsi yang sederhana, algoritma dapat dibuat
langsung pada saat menulis program. Untuk fungsi yang kompleks, algoritma
dibuat dengan menggunakan flow chart.
2. Penulisan
Program
Penulisan program dalam Bahasa C, Assembly, Basic,
atau Bahasa yang paling dikuasai.
3. Compile
dan download, yaitu mentransfer program yang kita tulis kepada robot.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisis yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. LDR yang dirangkai dengan konfigurasi pembagi
tegangan menghasilkan keluaran tegangan yang tidak linier untuk setiap kenaikan
intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR.
2. Teknik wall following berhasil dengan baik
apabila sudut yang dibentuk sensor ultrasonik terhadap dinding adalah 90°
dengan deviasi sudut tidak lebih dari 15°.
3. Robot akan bergerak dengan kecepatan maksimum
apabila selisih data antara LDR kanan dan LDR kiri sama dengan nol dengan
toleransi + 2
4. Pengendalian robot mobil dengan metode tabel
tengok menghasilkan sistem kendali yang cukup handal, hal ini dibuktikan dengan
pergerakan robot yang sesuai dengan algoritma yang diterapkan meskipun sistem
sensor tidak linier.
5. Robot mobil pemadam api ini dapat bekerja dengan
optimal apabila sumber cahaya yang dideteksi mempunyai intensitas cahaya yang
lebih besar dari kondisi pencahayaan lingkungan.
2.
Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Menambah jumlah sensor LDR dan ultrasonik, dengan
jumlah sensor yang semakin banyak, maka semakin banyak pula kondisi yang mampu
ditangani oleh robot.
2. Memasang sensor kecepatan dan posisi pada kedua
rodanya, sehingga posisi dan kecepatan robot dapat selalu dimonitor, selain itu
dapat dijadikan back up apabila sensor ultrasonik dan LDR mengalami gangguan,
sehingga robot tetap dapat sampai ke tujuan dengan mengacu pada masukan posisi
yang di rencanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Putra, Agfianto,
“Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (teori dan aplikasi)”, Penerbit Gava
Media, Yogyakarta, 2002.
Andi Nalwan,
Paulus, “Panduan Praktis dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51”, Penerbit
PT.Elex Media Komputindo, Jakarta 2003.
Petruzella, Frank
D, “Industrial Electronics”, Mc Graw-Hill International, 1996.
http://ikisuryo.blogdetik.com/index.php/archives/196
http://www.infogue.com/viewstory/2008/12/03/tutorial_cara_membuat_robot_cerdas/?url=http%3A%2F%2Fascielish.wordpress.com%2F2008%2F11%2F26%2Ftutorial-cara-membuat-robot-cerdas%2F
0 komentar:
Posting Komentar